Rendy, Alif, dan Bayu termasuk anak yang cerdas di SD Kenari. Hampir setiap tahun, secara bergiliran, mereka menggondol ranking pertama. Walaupun demikian mereka tidak sombong.
Selain itu, ketiga siswa kelas 6 itu pun di kenal pemberani dan setia kawan. Kalau ada anak yang berani macam-macam, mereka akan menghadapinya bersama-sama. Dengan syarat, teman yang mereka bela daklam posisi benar.
Tak jauh dari sekolah, terdapat sebuah lembah yang penuh misteri. Lembah yang lebarnya cukp luas itu dikelilingi oleh pagar yang tinggi. Hamper di setiap arah menuju lembah tersebut tertulis;
AWAS BERBAHAYA.
JANGAN MASUK KE LEMBAH.
BISA PERGI TAK BISA KEMBALI.
Rendy, Alif, dan Bayu sangat penasaran dengan lembah itu.
“Mama tahu enggak tentang lembah di belakang rumah Pak Karyo itu, Ma?” Tanya Rendy kepada mamanya di suatu sore.
“Ya jelas tahu, dong. Itu,
“nggak boleh? Kenapa mam?” Tanya Rendy penasaran.
“Ya, menurut cerita orang-orang dulu sih, di situh banyak hantunya.
“Mama percaya kalau di situ ada hantunya?” mama tersenyum.
“Mama pernah lihat sendiri hantunya?” Tanya Rendy lagi.
“Ya, belum pernah, sih. Itu,
“Pengen tahu, aja, sih,” jawab Rendy.
Dalam hati jelas ia tidak percaya dengan keterangan mamanya, terutama tentang hantu.
Kalau Rendy berhasil mendapat keterangan dari mamanya, maka Alifian pun berhasil menodong kakeknya untuk bercerita tentang lembah larangan itu.
“Dulu lembah itu adalah tempat persembunyian Kakek dan teman-teman dari kejaran tentara jepang. Bertahun-tahun kakek dan teman-teman bersembunyi di tempat itu. Sesekali kami keluar untuk merampas harta orang-orang kaya yang menjadi anak buah orang jepang.” Kakek mulai bercerita.
“Jadi ,kakek dulunya adalah perampok?” Tanya alifian.
“ya. Tapi kakek dan teman-teman hanya merampok harta orang-orang jahat. Harta para penjilat penjajah. Merekalah yang selalu membantu jepang. Sebagian harta itu kami gunakan untuk membiayai perang gerilya. Sebagian lagi untuk membantu orang-orang miskin.”
“Karena pengkhianatan salah seorang anak buah kakek, akhirnya tentara jepang berhasil mengetahui tempat persembunyian kami. Lembah itu mereka kuasai dan kami terpaksa pindah ke tempat lain.”
“Nah, menjelang kemerdekaan 17 Agustus 1945 tentara
Walaupun ada sedikit perbedaan tapi cerita mama Rendy dan kakek alifian ada kesamaan. Lembah itu ada hantunya. Kalau Rendy dan Alifian berhasil mendapatkan keterangan, maka Bayu tidak. Ketika menanyakan tentang lembah itu pada ayahnya, ia malah di marahi habis-habisan.
“jadi, kita membatalkan rencana kita?” tanya Rendy.
“Siapa bilang? Kamu takut?” Alifian balik bertanya.
“takut apaan? Hantu?” ujar Rendy lagi.”
“kamu gimana, yu?”Alifian melirik kea rah Bayu yang dari tadi termenung.
“Sebenarnya, sih, saya ngga takut pergi ke lembah itu. Tapi saya takut dengan ayah. Kalau ayah ku tau kita pergi kesana, pasti ia akan marah sekali. Bisa-bisa saya dikurung lagi di kamar. Kalian tahu sendiri,
“Terus gimana, dong?” Tanya Rendy bingung.
Bayu diam sejenak.” Kalau begitu rencana kita teruskan saja,” ujarnya tiba-tiba.
“kapan?” Tanya Rendy.
“Bagaimana kalau besok gimana sore pulang dari sekolah kita langsung ke lembah itu?” Alifian memberikan usul.
“sebaiknya kita selidiki dulu lembah itu dari luar. Lembah itu
“Betul………………………………………………..” kita harus siap-siap dulu. Bagaimana kalau besok kita menyelidiki dulu dari luar. lusa baru kita masuk?” Bayu memberikan usul.
“ saya setuju,” jawab Rendy.
“saya juga setuju!” jawab Alifian.
Esoknya mereka sepakat untuk bertemu di bawah sebuah pohon di pohon beringin sebelah selatan lembah larangan. Yang pertama kali datang adalah Rendy, kemudian Alifian, dan terakhir BAYU.
“Maaf, saya sedikit terlambat karena harus menunggu Ayah dan ibu saya berangkat terlebih dahulu,” Bayu memberikan alasan keterlambatannya.
“Ga apa-apa. Saya juga belum lama datang.” Eh, orng tua mu mau ke mana?”Aifian
“Mau ke undangan. Sebenarnya mereka mengajak saya. Tapi saya gak mau,” jawab Bayu tersenyum.
“Berarti mereka tidak tau kalau kita akan pergi ke lembah itu?” Tanya Rendy.
“Ya jelas. Kalau orang tua ku tau, mana mungkin mereka mengizinkan,” jawab Bayu sambil tersenyum. “Eh, bagaimana dengan kalian?”
“saya terpaksa berbohong ke mama. Saya pamit mau pergi memancing…ha…ha…ha…” alifian tertawa girang.
No comments:
Post a Comment